Saturday, March 31, 2007

Fara, the youngest member of Masduki family




















Ini foto Fara, anaknya Om Erik dan tante Dewi. Lucu ya. Fara saat ini menjadi anggota termuda keluarga Masduki. Entah kalau nanti tante Wiwik punya anak atau om/tante serta bude/pakde yang lain punya momongan lagi. Once Elkana was asked by my friend whether he wanted to have baby boy or baby girl for his brother or sister. He told my friend that it was my parents' choice! What a good and right answer Elkana...

I was very happy with her born. She will tighten their parent's love which once did not get blessing from few members of family. No body and no family is perfect. I hope later little Fara can change these people's mind on how strong and blessed her parent's marriage and how the merciful God blessed them.

Love,
your tante

ultah keluarga masduki

Sudah lama pingin investigasi ultah saudara terdekat.
soalnya terharu dan ingin berbalas kebaikan mereka karena udah
mengingatkan dan kirim ucapan ultah.
Sekalian untuk mengingatkan saya tulis aja deh ultah mereka.

Mbak Eva, 18 September 1964
Mas Apang, 23 Februari 1965
Mas Oce, 22 Juni 1966
Mas Tato, 12 Februari 1970
Myself
Erike, 2 agustus 1972
Wiwiek, 6 Juli 1977
Elina, 31 Oktober 1976
Papah, 28 Oktober 1937
Mamah, 5 Juli 1948

sekalian,
Amire, 18 Juli 1970
Elka, 22 Juli 1999
Farhan, 31 Oktober 2000

Bagaimana ultah diingat, tidak diingat, dirayakan atau tidak itu adalah kultur. Tapi jika mengingat atau mengingatkan ultah berarti instrospeksi diri, menjadi kebaikan kan?

Tuesday, March 27, 2007

Birthday

My parent's family used to celebrate birthdays, even though only by giving a congratulation statements, without parties or gifts. Until today my parents, sisters and brothers still sending me SMS reminding me my birthday.

Birthday is a day to remembering our dreams and what have we achieved. For me its simply a day to ask 'what have you been?' or sing Syair Abu Nuwas (a gay poet) especially on parts: wa 'umry nāqish fi kulli yaumy, wa zanby zāid un kaifa ihtimāly. (umurku berkurang setiap hari, sedangkan dosaku bertambah, bagaimana aku menanggungnya).

When we were in Indonesia, we never made serious parties for both Elkana and Farhan's birthdays. We used to delivered birthday cakes to our surrounding neighbours who did not know what was the cakes for. The last one I remember was Elkana's 5th birthday that we held few days before we went to Melbourne. We prepared everything except circulating invitation. On the day, we just asked Elkana and Farhan to bring their friends who used to play outside house to come inside. Then we sang, eat snacks, drink juices, and gave those children big lolly bags and pieces of birthday cake. Elkana was very happy.

However, when these boys grew up, they knew that celebrating birthdays meant getting toys and presents. For Elkana's birthday we could not say no for having a small party at home. For Farhan's 6th birthday we could manage for not having a party at our house. Instead we brought cakes and lolly bags to Farhan's class room in the morning and to Farhan's friends at the After Care program in the afternoon. When Farhan realized that he did not get any presents, he then asked (all the times) that we should celebrate his 7th birthday at home. I hope this request is only for 7 years old children.

Happy birthday...




July 22, 2006
Elkana's friends in his 7th birthday.
They played pass the puzzle game.





October 31, 2006
Loretta, the coordinator of the After Care program, helped Farhan to cut the cake. It was so yummy...




October 31, 2006
Farhan's friends were singing a birthday song for Farhan before he blew the candles.

Empat Mata, boleh juga...

Akhir-akhir ini sering nonton acara Empat Mata- nya Tukul lewat youtube. Seru banget. Kita ketawa-ketiwi. Selain bikin urat-urat jadi kendor, acara ini jadi pengobat rindu akan Indonesia. hik,hik.

Pelawak yang bagus itu ya seperti Tukul, lebih banyak menertawai kekurangan diri sendiri (dari pada ngomongin orang lain). Akhirnya malah jadi self kritik. Bravo! Saya senang karena acara humor ini pro keadilan gender, pro keluarga harmonis (maksudnya monogamous marriage bukan poligamy), juga menjadi kritik sosial. (Awas lho, kalo mendukung poligamous marriages kita boikot gak mau nonton lagi).

Semoga ke depan kritik sosial dan edukasi -nya diperkuat misalnya masukin isu seperti kepedulian terhadap lingkungan, bahayanya terorisme, kedermawanan sosial, pendidikan antikorupsi, pendidikan agama yang inklusif, dan multikulturalisme etnik dan agama.

Diem-diem tampang Tukul udah rada alus sekarang, walaupun ndesonya masih kelihatan. Tapi dengan tampang ndeso dan tampilan yang natural ndeso itu doi jadi komersial. Tukul, you are too cool...

Saturday, March 17, 2007

Elka - Farhan Kecil

Ngeliat foto elka dan farhan kecil rasanya waktu cepat sekali berlalu.
Elka dan Farhan kelihatan seperti sosok yang berbeda ketika kecil.

Di foto ini (dari kiri ke kanan) ada Galuh, Ucuy, Harun, Elka, Farhan dan Galih. Farhan agak gemuk dibanding Elka yang kurus.


Di foto ini ada Akung sedang duduk dan Ai berdiri disampingnya. Elka berdiri disamping Harun. Zahra dipangku Om Oce.

Farhan berbaju merah bersama Ucuy, Harun, Zahra, dan Galih.


Waktu berjalan cepat...

Friday, March 16, 2007

Lebaran-nya Indonesia



Shalat Ied di Sport Center Melbourne University


Pas lihat-lihat foto, terlihat ada foto-foto yang kami buat pada saat Lebaran tahun lalu (2006). Senang rasanya melihat foto-foto itu. Kami sekeluarga begitu ceria.


Lebaran sebenarnya momen lintas bangsa bagi umat Islam. Tapi memang realnya kami lebih senang untuk shalat dan berkumpul dengan 'mahluk' sejenis. Bukan apa-apa, selain khutbahnya tidak dalam bahasa yang aneh terdengar di telinga, makanannya juga pas dilidah. Bayangkan kalau kita ke Mesjid Turki atau Libanon. Mengantuk dan bosan, juga terasing rasanya. Selain masalah 'rasa' dan bahasa, alasan teknis lain juga ada. Hari lebaran komunitas ini belum tentu sama dengan lebarannya komunitas Indonesia.


Sama-sama di Melbourne, tapi pilihan lebarannya beda. Kalau masalah perbedaan ini berdasarkan perhitungan rasional kalender dan melihat bulan (hilal dan ru'yah), yah masuk akal deh. Tapi penentuan lebaran ini lebih banyak tidak rasional. How? Lha masing-masing komunitas pertama melihat lebaran yang dilaksanakan di negara asal masing-masing. Lalu penetapan lebaran ini mengobrak-abrik sistem kalender. Maksudnya penetapan itu lebih emosional karena sebenarnya bisa membuang sehari atau menambah sehari penanggalan hijriyah. Yang kelihatan jelas itu kalo lebaran haji. Orang ribut menetapkan 10 dzulhijjah. Lho, emang dengan gitu tanggal 1 dzulhijjahnya bisa dirubah? Selain itu, sebagian besar komunitas itu 'manut' pada lebarannya Saudi yang menurut para ulama Saudi sendiri jangan menuruti waktu Saudi. Karena perhitungan lebaran itu bersifat lokal, walaupun momennya internasional. Memang perbedaan itu rahmat. Tapi mengikuti secara buta ini something which is totally wrong.

BTW, jadi hampir lupa nih niat utamanya: upload foto!

Bersama Rifqi, anak yang tegar walaupun sedang jauh dari ayah (di Indonesia, belum bisa datang ke Ozy) dan ibu (conference somewhere in Australia) nya.

Kami sekeluarga berbatik ria. Batik hadiah dari Yang Uti akhirnya kesampaian juga dipake sama Elka dan Farhan. Bagus ya...

Pendidikan Multikulturalisme = Melawan Rasisme

Tadi baru mengisi acara di Coburg Library. Bersyukur tadi bisa bawa Elka untuk ikut acara itu. Acaranya sih intinya untuk launching buku-buku mengenai Indonesia yang ada di perpustakaan Coburg. Terus dikaitkan dengan Diversity Week di Victoria, maka tema Multikulturalisme begitu jelas.

Tadi presentasiku juga bertema diversity etnis dan agama di Indonesia, terus topik yang kuambil mengenai diversity dalam acara pernikahan. Selain saya ada Elise Gould mahasiswi unimelb yang mengisahkan pengalamannya di Indonesia khususnya mengenai diversity culture.

Ending acara di Coburg tadi bagus sekali. Penampilan tari topeng Cirebon yang diiringi gamelan kelompok Putra Panji Asmara pimpinan Michael Ewing. Saya sebelumnya sudah pernah lihat Micheal menari dan penampilan gamelan Cirebonnya. Tapi kali ini ada humor teatrikalnya/ Mungkin kalau di wayang itu seperti 'goro-goro' yang isinya guyonon si Semar. Ini improvisasi yang cerdas. Mana yang jadi 'Semarnya' Prof Helen lagi. Bener-bener seperti clown. Penampilan kelompok gamelan dan tari topeng ini jadi 'ramah' anak-anak pula. Walau tarian terakhir terlalu panjang, secara umum penampilan mereka luar biasa.

Sambil menyaksikan Michael menari diiringi musik Sunda yang mengalir (tapi belum bisa ngalahin degung...), saya berfikir mengenai apa yang dilakukan Coburg library, pemerintah victoria, dan masyarakatnya. Diversity disini begitu dihargai. Diberi nama Multikulturalism. Bahkan anak-anak pun --melalui pemberian pita oranye untuk disematin dibaju-- didoktrin untuk tidak berbuat rasis. Anti diskriminasi. Duhai, indahnya perbedaan.

Pendidikan Multikulturalisme itu bisa dari mana saja, tidak hanya dari sekolah formal. Perpustakaan disini benar-benar berfungsi menjadi center edukasi buat masyarakat, dan mendukung program sekolah anak-anak usia sekolah. Perpustakaan bukan sekedar tempat menaro buku untuk bisa dibaca, tapi memiliki kaki dan tangan untuk meraih dewasa dan anak-anak. Ada program menggambar berhadiah untuk anak-anak, ada acara talk, acara kesenian, ada komputer bagus untuk browsing, dan dibuat untuk family friendly... (Duh, kapan ya, Indonesia punya perpustakaan seperti itu).

Dengan center-center seperti perpustakaan Coburg ini, wajar saja jika diversity menjadi sesuatu yang indah, bukan petaka. Bukan konflik etnis dan agama, bukan perang antar suku, bukan kebencian tidak berdasar, tapi bagaimana memahami perbedaan, dan menjadikannya sebuah potensi untuk kebersamaan dan perdamaian.

Lets fight against racism!

Saturday, March 03, 2007

Maisy goes to the library

by Farhan

Maisy likes going to the library. how lovely to look at a book in a nice quiet piace. it was the sort of day when Maisy wanted a book about fish. she found a flappy book about birds ... but no fish. she f0und a shiny green book about turtles ... and a great big stripy book about tigers but no fish! Never mind , there are so many other things to do in the library ... use the computer listen to music make a copy of your favourite picture ... look at the fish in the aquarium ...

starwars star pilot

by elkana

The starwars galaxy is a big place with millions of planets in it and it is yours to explore. But you are going to need a ride and maybe you will take a shin in a speedy starfighter. perhaps cruising in a silver star ship is more your style. With luck you will steer clear of the terrifying supur star destroyers in the huge starwars galaxy you need space vehicles for getting around. There are thousands of different ships zooing among the star. Some carry just one passenger whilst others move an entire army. This book sh ows you all the important starwars spacecraft. Welcome to the galaxy. Step in buckle up and enjoy the ride. Droid Control Ship The trade federation is a powerful group of greedy merchants from all over the galaxy. ils leaders fly around in large doughnut shaped cargo ships. The trade federation is unhappy with the galactic Reepublic which rules the galaxy. To prepare for war the trade federation secretly changas its cargo ships into battleship. These can carry weapons and robot soldiers called battle droids.