Tanggal 27 January, sehari setelah Australia Day, kami jalan-jalan ke Sovereign Hill, di Ballarat, Melbourne. Ini benar-benar wisata sejarah di mana pengunjung diajak untuk mengalami sejarah itu sediri. Diantaranya
memakan makanan seperti tahun 1850 di Ballarat (permennya kami makan sekeluarga baru habis dalam satu hari...),
bersekolah dan belajar menulis huruf latin dengan pena (sebenarnya banyak sekolah negeri dan madrasah di Indonesia dalam kondisi seperti ini atau jauh lebih sederhana dari sekolah tahun 1850 ini),
dijaga oleh prajurit bergenderang dengan pakaian yang fancy,
memakai pakaian ala cowboy dan cowgirl (sampai pakaian dalam dan aksesoris seperti jam dan anting, sesuai dengan tahun 1850 itu),
mendulang emas (pasir-pasir dan debu emas masih banyak di temukan di aliran sungan kecil itu lho...),
dan pesta gelembung air (bubles)!
Kota ini dibangun kembali untuk tujuan wisata. Dan setiap harinya dibantu oleh sekitar 250 orang volunteer yang berperan sebagai penduduk sovereign hill tempo doeloe: ada yang mendulang emas, membuat permen, membuat panci dan piring, naik kereta kuda, dst. Tempat wisata ini dikelola dengan sangat baik, kelihatannya semua aspek bisa dijadikan uang. Mereka juga tidak lupa untuk memberi entartainment untuk anak-anak diantaranya ya gelembung air itu. Dan yang paling berkesan adalah 'gold mine tour' di mana kami masuk ke bawah tanah untuk melihat penggalian emas tempo dulu. Jaman dulu perempuan gak boleh masuk, tabu dan bisa membawa sial katanya. Ih orang Melbourne dulu percaya tahayul juga... Tapi memang dunia penambang itu sangat keras dengan resiko kehilangan nyawa yang sangat tinggi. Dulu anak-anak dipakai sebagai buruh kasar yang seharinya mendapat upah setengah upah orang dewasa.
Duh padahal di Indonesia kita punya banyak potensi wisata sejarah. Seandainya bisa dikelola seperti ini, pasti luar biasa.
No comments:
Post a Comment