Sunday, June 03, 2007

Foto sekeluarga di Puffing Billy




Ceritanya kami pergi ke Puffing Billy bulan Maret yang lalu. Puffing Billy adalah nama wisata kereta tua di pegunungan (sebenarnya gak tinggi-tinggi amat sih) Dandenong, masih di Victoria. Jangan salah, walaupun sudah berumur, Puffing Billy tidak karatan, bahkan kalau kata orang Betawi kinclong.


Nah layaknya turis kita berfoto-ria. Saya dan Amir bergantian mengambil foto. Kali ini Elka, Farhan dan saya berdiri didepan lokomotif Puffing Billy dan Amir sedang mengira-ngira jarak untuk mengambil foto kami. Tiba-tiba seorang nenek berkulit putih dan rambut pirang mendekat. Sambil tersenyum si nenek itu bilang: "Do you want me to take your family picture?" Wow sebuah surprise ada sukarelawan yang menawarkan diri. Surprise karena kami selama ini berfikir untuk tidak minta tolong khususnya orang bule karena kelihatannya mereka lebih suka sendiri, tidak perduli, dan tidak mau diganggu privasinya.


Pikiran itu tidak sepenuhnya benar. Bahkan saya perhatikan justru orang-orang bule itu sangat baik berkomunikasi (walau tidak mesti ramah); sering kali bilang sorry, exuse me, dan pardon me; dan memanusiakan anak kecil. Memang tidak disemua tempat seperti ini sama. (Saya kira baik di halte busway jakarta maupun di tram stop Melbourne orang sama saja sibuknya; tapi kalau di perkampungan saya kira orang Melbourne sama orang Jawa sama ramahnya...). Di stasiun Puffing Billy, saya surprise mendengar pengumuman untuk penumpang dimulai dengan "Dear ladies and gentlemen, girls and boys..." Anak-anak begitu dihargai. Sepanjang perjalanan saya lihat hampir semua orang yang menyaksikan puffing billy melintas akan melambaikan tangan, entah itu anak-anak, orang tua, bahkan sampai supir truk yang bertampang sangar. Kami yang berada di atas Puffing Billy tentunya sumringah dan bersemangat pula melambaikan tangan tak henti-hentinya. Kultur-kultur ini merupakan hal kecil, tapi ini adalah generosity yang perlu dihargai.

No comments: