Akhir-akhir ini kami suka menonton acara "Super Nanny" di televisi. Dalam acara ini, seorang nanny yang sangat cerdas diminta bantuannya untuk menolong sebuah keluarga yaitu 'merubah' perilaku anak nakal dan sulit diatur. Super Nanny tinggal bersama keluarga tersebut untuk menganalisa apa yang salah. Kemudian ia membuat aturan dimana orang tua dan anak harus melakukan hal-hal yang dimintanya dalam rangka perbaikan. Dalam satu-dua minggu keluarga bisa berubah menjadi harmonis dengan anak-anak yang baik.
Tayangan super nanny yang lalu, mengenai sebuah keluarga single parent, yaitu seorang ibu dengan tiga anak perempuan yang cantik berumur kira-kira enam, empat dan tiga tahun. Rumah keluarga ini bersebelahan dengan rumah kakek-neneknya yang senantiasa membantu si ibu muda ini menjaga anak-anaknya. Diperlihatkan banyak cuplikan perilaku ketiga anak tersebut: dari yang sekedar membuat ibunya sibuk, seperti menumpahkan makanan dengan sengaja dan melempar kursi termasuk ke tamu; membuat marah, seperti meludah ke ibu dan kakeknya; membuat malu, seperti berteriak-teriak dengan kata-kata kotor; sampai yang membahayakan, seperti lari ke jalan besar yang ramai. Tidak lupa juga diperlihatkan cuplikan bagaimana si ibu berteriak-teriak marah, mengucapkan kata-kata tidak pantas, berperilaku kasar ke anak-anaknya, dan selalu meminta bantuan sang kakek dan nenek.
Satu pesan yang jelas terlihat dari apa yang dilakukan super nanny adalah bahwa perilaku anak itu sebenarnya berasal dari orang tua mereka sendiri. Anak meniru apa yang mereka lihat dan dengar setiap hari, dan bagaimana mereka diperlakukan. Padahal sebenarnya anak-anak itu mencari perhatian ibunya yang mereka anggap tidak sayang kepada mereka.
Karenanya, treatment super nanny biasanya adalah, pertama, membuat komunikasi yang baik antar orang tua dan anak. Saling mendengarkan dan memberi feedback, dan orang tua harus selalu menjelaskan alasan atas tindakan yang dilakukannya. Lebih banyak meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama. Kedua membuat aturan yang jelas dengan reward and punishment-nya. Ketiga, merubah sikap orang tua itu sendiri yang menimbulkan kesan buruk dan ditiru oleh anaknya.
Waktu nonton, saya dan Amir sering tanya ke Elka dan Farhan pendapat mereka. Syukurnya mereka selalu bilang itu perilaku anak dan ibu yang tidak baik. Kadang kami saling mengingatkan siapa yang bandel akan ditaro di naughty corner seperti yang dilakukan super nanny. Jadi sekarang kalau mengingatkan Elka dan Farhan saya sering menggunakan gaya super nanny: memberi peringatan pertama dan menjelaskan kenapa misalnya tidak boleh teasing, memberi peringatan kedua dengan ancaman tidak akan dibelikan mainan. Dan, tidak perlu ancaman ketiga, super mummy berhasil...
Memang, super nanny bukan inspirasi pertama kami. Sebagian besar inspirasi memperlakukan Elka dan Farhan berasal dari mengamati tingkah laku para pendidik di sekolah dasar, TK dan childcare, berikut program mereka. Sebelum tahu acara super nanny, dinding ruang keluarga kami juga sudah dipenuhi dengan (1) hasil karya Elka dan Farhan, (2) beberapa perjanjian yang menyangkut game, beli mainan, dan hadiah coin untuk ditabung, dan (3) indikator stars (apresiasi atas good works) yang dilakukan oleh Elka, Farhan, mum and dad. Tentu saja, Elka dan Farhan-lah yang bintangnya paling banyak... :)
Asik juga nonton super nanny ini. Selain dapat hiburan, kami juga dapat banyak pelajaran yang sering kali mengingatkan perilaku masing-masing.
Tuesday, June 13, 2006
Super Mummy
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment