A quote today: Holier Than Thou
"A distinguished Turkish gentleman said to me recently, 'I have no problem with beards or veils or religious symbols. The most important thing for me is to worship God with my heart and soul.' If we weren't so busy judging others we might have the time and inclination to do just that." (Lubna Hussain, Holier Than Thou. Ms Hussain is a Saudi writer based in Riyadh.)
There is no problem in criticism. But some peoples are judging others to say that they are better from others, overlooking and covering their own foibles. Then few of them usually will velify anything coming from others without having solution. Thanks God they are only few, I hope :)
Amelia
Thursday, June 22, 2006
Better Than Thou
Wednesday, June 21, 2006
Write Blogs and Play XBoxs
Video games are crazy. This industry 'teach' children to understand mostly the very bad of our world: violence and wars. Most of the games are full of violence, some of them from success movies such as starwars.
However, our struggle to avoid xbox -- one kind of video games-- from Elkana and Farhan, failed. Xboxs, play stations, and nintendos are anywhere in our neighbors' houses, in after school care centres, in holiday programs, in school children talks, in TVs, movies, and supermarkets.
Fuih, yes. We have one. But now, I have many good reasons to keep it. Among others are learning about disciplines, learning to read (the instructions), time values, money values, and the most important one is encouraging Elka and Farhan to write. "No eat no play" and "no write/read no play" have become their customs. Writing becomes so enjoying for them as they know the reward they will get: an hour playing xbox. Now they are enjoying to write in blogs too because they see their works on the internet. That's why this blog have few short stories of Elka and Farhan, and Ardhiya (Elka and Farhan's friend), who came to play xbox at home. Yes, the rule "no write no xbox" is for everyone including guests!
Xboxs and blogs make my life easier.
Star Wars: THE FINAL DUEL by Ardhia
In a galaxy far far away, on the paths of the crumbling planet of Sarateena. There stood two men, one by the name of Leam Oak-a Jedi Sentigular- who wishes to be the savior of the entire galaxy but the other... Darth Axlon-a Dark Sith Lord-wishes to conquer the entire galaxy, in other words-wishes to be the conqueror.
The duel had started and both men ready their lightsabers and leaped on to one another. They fought in mid-air for a short while and landed on the ground. Leam threw a boulder at Axlon but it missed, Axlon payed back by throwing two giant boulders but it also missed. Now that they know that throwing boulders is useless they fought again with their lightsabers.
The final moment had come, both men unleashed their most powerful Force Power to decide the end of the duel. Leam or Axlon, saviour or conqueror. To be continued...
Sunday, June 18, 2006
starwars
by Elkana
In the galaxy there is planets armies and building and lots of machines. In republic and cis they have wars but they dot stop wars and they get armies because they make more armies. But they never stop makeing things they make nus and they make so many robots but they nevar be tems. they are not fres and they make leaders and they make weapons and lot of things to make. the republic have 75683 armies and cis have 61129 but the cis will make more that is 50.
Whitty is from farhan
by Farhan
when i go to someone house i got a rabbit and i went home and i playd computer and i had haue a rabbit. but i forgot my rabbit i cant find my rabbit on time. i look and look and look and i find my rabbit. tomorrow will be holiday and i had breakfast with rabbit and i sleep with whitty .
Friday, June 16, 2006
Cats cats and moro cats
by Elkana
One day in the house their is joe and dad and mum and me and cats but the cats are going to the city. their peoples and buildings the cat when to the petshop and he saw lotsof cats. Then the cat open the cage then the cats run outside. then the cats follow the cat he went to home then the cats help the cat to open the door. Then moro cats then moro cats came to help the cats. when the door opens joe saw somany cats. then me and joe give the cats food.
Tuesday, June 13, 2006
Super Mummy
Akhir-akhir ini kami suka menonton acara "Super Nanny" di televisi. Dalam acara ini, seorang nanny yang sangat cerdas diminta bantuannya untuk menolong sebuah keluarga yaitu 'merubah' perilaku anak nakal dan sulit diatur. Super Nanny tinggal bersama keluarga tersebut untuk menganalisa apa yang salah. Kemudian ia membuat aturan dimana orang tua dan anak harus melakukan hal-hal yang dimintanya dalam rangka perbaikan. Dalam satu-dua minggu keluarga bisa berubah menjadi harmonis dengan anak-anak yang baik.
Tayangan super nanny yang lalu, mengenai sebuah keluarga single parent, yaitu seorang ibu dengan tiga anak perempuan yang cantik berumur kira-kira enam, empat dan tiga tahun. Rumah keluarga ini bersebelahan dengan rumah kakek-neneknya yang senantiasa membantu si ibu muda ini menjaga anak-anaknya. Diperlihatkan banyak cuplikan perilaku ketiga anak tersebut: dari yang sekedar membuat ibunya sibuk, seperti menumpahkan makanan dengan sengaja dan melempar kursi termasuk ke tamu; membuat marah, seperti meludah ke ibu dan kakeknya; membuat malu, seperti berteriak-teriak dengan kata-kata kotor; sampai yang membahayakan, seperti lari ke jalan besar yang ramai. Tidak lupa juga diperlihatkan cuplikan bagaimana si ibu berteriak-teriak marah, mengucapkan kata-kata tidak pantas, berperilaku kasar ke anak-anaknya, dan selalu meminta bantuan sang kakek dan nenek.
Satu pesan yang jelas terlihat dari apa yang dilakukan super nanny adalah bahwa perilaku anak itu sebenarnya berasal dari orang tua mereka sendiri. Anak meniru apa yang mereka lihat dan dengar setiap hari, dan bagaimana mereka diperlakukan. Padahal sebenarnya anak-anak itu mencari perhatian ibunya yang mereka anggap tidak sayang kepada mereka.
Karenanya, treatment super nanny biasanya adalah, pertama, membuat komunikasi yang baik antar orang tua dan anak. Saling mendengarkan dan memberi feedback, dan orang tua harus selalu menjelaskan alasan atas tindakan yang dilakukannya. Lebih banyak meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama. Kedua membuat aturan yang jelas dengan reward and punishment-nya. Ketiga, merubah sikap orang tua itu sendiri yang menimbulkan kesan buruk dan ditiru oleh anaknya.
Waktu nonton, saya dan Amir sering tanya ke Elka dan Farhan pendapat mereka. Syukurnya mereka selalu bilang itu perilaku anak dan ibu yang tidak baik. Kadang kami saling mengingatkan siapa yang bandel akan ditaro di naughty corner seperti yang dilakukan super nanny. Jadi sekarang kalau mengingatkan Elka dan Farhan saya sering menggunakan gaya super nanny: memberi peringatan pertama dan menjelaskan kenapa misalnya tidak boleh teasing, memberi peringatan kedua dengan ancaman tidak akan dibelikan mainan. Dan, tidak perlu ancaman ketiga, super mummy berhasil...
Memang, super nanny bukan inspirasi pertama kami. Sebagian besar inspirasi memperlakukan Elka dan Farhan berasal dari mengamati tingkah laku para pendidik di sekolah dasar, TK dan childcare, berikut program mereka. Sebelum tahu acara super nanny, dinding ruang keluarga kami juga sudah dipenuhi dengan (1) hasil karya Elka dan Farhan, (2) beberapa perjanjian yang menyangkut game, beli mainan, dan hadiah coin untuk ditabung, dan (3) indikator stars (apresiasi atas good works) yang dilakukan oleh Elka, Farhan, mum and dad. Tentu saja, Elka dan Farhan-lah yang bintangnya paling banyak... :)
Asik juga nonton super nanny ini. Selain dapat hiburan, kami juga dapat banyak pelajaran yang sering kali mengingatkan perilaku masing-masing.
Wednesday, June 07, 2006
Ayo Bangkit Jogja!
by Amelia
Sedih? sudah pasti.
Bagaimana tidak sedih kalau ada anggota keluarga mereka yang meninggal atau luka parah akibat tertimpa bangunan ketika gempa terjadi (Sabtu, 27 Mei 2006)? Bagaimana tidak sedih kalau rumah mereka rata dengan tanah dan mereka harus tinggal di tenda-tenda darurat (yang benar-benar darurat!). Bagaimana tidak nelangsa kalau untuk mencari makanan dan air minum saja sulitnya setengah mati? Bagaimana tidak nelangsa kalau saudara dan famili mereka yang sakit tidak mendapat penanganan serius karena keterbatasan obat-obatan dan fasilitas? Mereka menjadi pengungsi di kampung sendiri!
Memang ada yang saking kepepetnya sampai mencegat mobil-mobil bantuan dan meminta-minta dipinggir jalan, sampai ada yang bunuh diri karena tidak kuat menanggung derita. Tapi sebagian besar para korban gempa ini punya mental yang baja karena sadar bahwa kehidupan harus terus berjalan.
Mental baja itu terlihat pada anak-anak SD di Widoro Chandran, kecamatan Sewon, Bantul, seperti yang terlihat difoto hasil jepretan wartawan The Jakarta Post. (Detail berita lihat: http://www.thejakartapost.com/detailheadlines.asp?fileid=20060606.@02&irec=2)
Mereka tetap berusaha untuk menempuh ujian akhir di halaman sekolah mereka yang tinggal puing-puing. Mereka berusaha melupakan trauma dan kesedihan.
Mereka benar. For their own future, life must go on!
Bangkit Jogja!